Mengintip Aksi Prajurit Yonif 700/ Raider


Wartawan rombongan press tour TNI Angkatan Darat.*

TNI membidik dengan senjata, kami dengan kamera.*

Untuk kedua kalinya, saya ikut dalam rangkaian kegiatan press tour yang diselenggarakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD). Jika bulan Agustus 2013 lalu saya mengunjungi Batalyon Kalvaleri 8 di Kota Pasuruan serta Batalyon Yonarmed 1 di Kota Malang, Jawa Timur, hari Jumat (13/12/2013) lalu, kegiatan press tour dilaksanakan dengan mengunjungi Batalyon Infanteri (Yonif) 700/ Raider di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kegiatan press tour memang menjadi salah satu agenda yang kerap kali digelar oleh Dinas Penerangan, TNI-AD. Dalam kegiatan ini, mereka biasa mengajak para jurnalis untuk bersama melakukan perjalanan ke markas TNI-AD di daerah. Selain untuk menjaga hubungan baik, bagi saya pribadi, kegiatan semacam ini cukup penting sebagai ajang refreshing setelah penat dengan berbagai dinamika liputan di DKI Jakarta. Hehehe.

Yonif 700/ Raider sendiri merupakan salah satu pasukan andalan Kodam VII Wirabuana, yang disebut-sebut memiliki kemampuan khusus dalam hal anti teror. Bulan April 2014 mendatang, rencananya, sebanyak 126 personel dari satuan ini akan dikirim ke Sudan guna menjalani misi perdamaian PBB. Di tempat tersebut, tim Yonif 700/ Raider akan bertugas selama satu tahun, dan bergabung dengan 650 pasukan TNI AD dari satuan lain.

Prajurit Yonif 700/ Raider melakukan simulasi sparing patner.*

Prajurit Yonif 700/ Raider melakukan simulasi sparing patner.*

Selain kemampuan dalam hal anti teror, seluruh prajurit di tempat ini juga diwajibkan untuk menguasai ilmu bela diri. Setidaknya, ada tiga jenis ilmu bela diri yang mesti dikuasai oleh prajurit Yonif 700/ Raider, yaitu karate, yong moodo, serta merpati putih.

Dalam sesi wawancara dengan wartawan, Komandan Yonif 700/ Raider, Letkol Dody Tri Winarto mengatakan, prajurit yang masuk dalam batalyon ini merupakan orang-orang terpilih. “Kemampuannya satu banding tiga dengan prajurit batalyon biasa,” katanya dengan bangga. Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, Dody mengaku bahwa prajuritnya akan selalu siap untuk mengantisipasi setiap ancaman, baik yang bersifat taktis maupun strategis.

Di hadapan 30 wartawan peserta press tour, hari itu, mereka memamerkan kebolehannya dalam melakukan berbagai pertunjukan atraktif. Tidak sebatas peragaan gerakan bela diri, mereka juga melakukan demo sparing patner, memecahkan piring dengan kepala, memecahkan batako dengan kepala, berjalan di atas api, dan lainnya.

Beruntung, karena dalam perjalanan kali ini saya tidak ditugaskan untuk menjadi Video Jurnalis (VJ) alias jadi reporter plus kameramen secara mandiri, tangan saya bisa leluasa untuk membidik aksi mereka menggunakan kamera pribadi. Peragaan digelar di Markas Besar Komando Daerah Militer VII/ Wirabuana, Jalan Perintis Kemerdekaan KM 13 Data, Makassar, Sulawesi Selatan. Berikut sedikit dokumentasinya:

atraksi 2

atraksi 4atraksi 3

atraksi 5 atraksi 7 atraksi 6

Usai menyaksikan berbagai sajian atraktif dari tim Yonif 700/ Raider, komandan batalyon menginstruksikan anggotanya agar menyediakan kendaraan bagi wartawan. Ya, agenda selanjutnya, kami memang akan diajak untuk berkeliling melihat isi komplek Mabes Kodam VII Wirabuana.

Tidak lama berselang, dua buah mobil jeep serta beberapa motor trail tiba untuk menjemput. Saya dan beberapa wartawan lain langsung berhamburan menaiki mobil tersebut. Sementara wartawan lain, ada pula yang lebih memilih untuk dibonceng anggota Raider menggunakan motor trail.

mobill - CopyKendaraan yang saya gunakan saat itu adalah mobil willys (kalau gak salah yaa, hehee) yang telah dimodifikasi menjadi sebuah kendaraan tempur. Ada dua buah machine gun yang terpasang di kendaraan tersebut. Satu terletak di samping pengemudi, satu lagi terletak pada bagian belakang kendaraan.

Mabes Kodam VII Wirabuana ternyata memiliki hamparan lahan yang cukup luas. Selain tempat latihan, di kawasan tersebut, terdapat pula komplek perumahan bagi para prajurit TNI-AD. Meski bukan rumah mewah, namun lingkungan tersebut terasa sangat terasa asri.

Kendaraan terus melaju, hingga akhirnya kami tiba di tempat yang dinanti: lapangan tembak. Ya, sejak awal, Letkol Dody memang telah menjanjikan akan memberi kesempatan bagi para wartawan untuk coba menembak.

Sasaran dipersiapkan dengan jarak sekitar 25 meter dari lokasi penembak. Sepuluh butir peluru pun dimasukan kedalam pistol. Karena masih terbilang amatir dalam mengoperasikan senjata api, satu orang prajurit TNI-AD ditugaskan untuk mendampingi kami. Setelah mengenakan pelindung telinga dan membidik sasaran, dor! dorr! doorrr!, letupan demi letupan senjata api terdengar bising di seluruh area lapangan tembak.

tembak edit

Dan akhirnya, Jreng… Jrengg… Jreenggg… Sebagian besar hasil bidikan saya meleset. Dari sepuluh peluru yang mereka beri, hanya ada satu butir yang masuk mengenai ke lingkaran hitam. Itupun bukan di bagian tengah. Hahaha!

Sekian saja ceritanya. Pengalaman cukup berkesan bagi saya yang saat itu baru pertama kali menginjakan kaki di Pulau Sulawesi.

Terima kasih TNI-AD. Jaya selalu!***

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s