Pesona Bahari Pulau Harapan


1

Pelabuhan Muara Angke.*

Semilir angin yang berembus, tak mampu menyejukan ruang dalam Kapal Motor Arjuna yang saya tumpangi dari Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke. Maklum, jelang siang hari, mentari di langit Jakarta tengah galak-galaknya bersinar.

Coba mengusir pengap, di tengah perjalanan, saya memutuskan untuk menuju keluar ruangan duduk penumpang. Hal serupa juga nyatanya dilakukan sejumlah penumpang lain. Sambil menikmati angin yang berembus, beberapa diantaranya memilih selonjoran santai di geladak kapal, sambil menyantap perbekalan.

wp-image-1422799044jpg.jpg

Mengusir pengap di geladak kapal.*

Namun percayalah, situasi ini tak berlangsung lama. Memang, bukan hal yang mudah menempuh empat jam perjalanan di laut lepas. Apalagi, bagi mereka yang belum terbiasa. “Puyeng ah, gue duluan ke dalam yah,” seorang wanita berkelakar. Satu persatu dari mereka pun mulai berguguran.

Ya, ini adalah kali pertama bagi saya, melakukan perjalanan wisata dengan menggunakan jasa travel agent secara pribadi. Tujuannya adalah Pulau Harapan, sebuah kawasan wisata yang berada di gugusan Kepulauan Seribu.  Faktor kurang piknik dan terbatasnya waktu libur, menjadi salah satu alasan saya coba menggunakan layanan ini.

*

Belasan penjaja telur gulung telah menggelar lapak dagangannya, saat kami tiba di dermaga Pulau Harapan. Aroma yang menyengat, cukup menggoda saya untuk mencicipinya. Dengan merogoh kocek sebesar Rp. 10.000,- saja, saya bisa mendapatkan lima tusuk telur gulung.

wp-image-1422799044jpg.jpg

Menyantap kudapan telur gulung.*

Warga sekitar mengklaim, ini merupakan kudapan khas Pulau Seribu. Entah benar atau tidak, yang jelas, camilan ini cukup familier untuk anak-anak SD di kampung saya. Yang jadi pembeda, telur gulung disini berukuran lebih besar. Tentu ini karena adanya tepung di dalam adonan yang dibuatnya.

Ah, sudahlah. Lupakan soal telur gulung.

Pulau Harapan sendiri merupakan salah satu destinasi primadona di Kepulauan Seribu. Letaknya yang “terasing” dari jantung Ibu Kota, membuat kawasan ini tampak lebih asri. Tidak ada mobil. Hanya beberapa unit motor milik warga setempat yang tampak berseliweran.

Seperti di pulau lain, banyak dari warga di Pulau Harapan yang berprofesi sebagai nelayan. Hal ini jelas terlihat dari banyaknya perahu motor yang bersandar di dermaga.

wp-image-1340525409jpeg.jpgwp-image-1776099171jpg.jpgwp-image-279732134jpg.jpgSelain itu, terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, juga turut andil menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat. Ada yang memanfaatkannya dengan berdagang bakso, warung makan, menjadi jasa pemandu, hingga menyewakan rumah pribadi miliknya sebagai home stay. Maka, tak heran bila pembangunan pemukiman menjadi cukup masif. Terlebih lagi, tak ada fasilitas hotel yang dapat ditemui di pulau tersebut.

Yang lagi-lagi cukup menyita perhatian saya, Pulau Harapan juga memiliki tempat konservasi penyu. “Taman biota laut,” demikian warga sekitar menyebutnya. Hanya dengan membayar sebesar Rp. 5000,-/ per orang, Anda bisa masuk untuk melihat-lihat tempat konservasi mini tersebut.

wp-image-1340525409jpg.jpg

Pintu masuk ke Taman Biota laut.*

wp-image-409656782jpg.jpg

Harga tiket masuk.*

wp-image-625628257jpg.jpg

Salah satu ruang penyimpanan penyu.*

wp-image-273147916jpg.jpg

Penyu sisik (Eretmochelys imbricata).*

Hanya jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricata) yang saya temui di tempat ini. Jumlahnya pun sedikit, tak lebih dari 10 ekor. Dengan segala hiruk pikuknya, Pulau Harapan sendiri memang tak lagi memungkinkan untuk menjadi lokasi penyu mendarat untuk bereproduksi. “Kalau bertelur biasanya di pulau-pulau kosong yang ada di dekat sini,” kata salah satu penjaga Taman Biota Laut.

*

Cuaca tengah kurang bersahabat, saat saya bersama ‘gerombolan’ agensi travel lainnya hendak berkeliling pulau. Sesuai agenda yang tercatat, jadwal sore hari memang rencananya akan digunakan untuk snorkeling dan menikmati indahnya sunset dari Pulau Perak. Ekspektasi untuk melihat sunset menjadi kandas, lantaran awan hitam yang menutup sebagian cakrawala.

Perjalanan pun tetap dilanjutkan. Ditemani rintik hujan, perahu motor yang kami tumpangi melaju menuju beberapa spot favorit untuk melakukan snorkeling. Setiap titik punya daya tarik tersendiri, baik dari bentuk karang maupun keberagaman ikannya. Namun sayang, terbatasnya alat membuat saya tak bisa terlalu banyak mendokumentasikan keindahan alam bawah laut disana.

wp-image-1340525409jpg.jpg

Berenang bersama ikan.*

wp-image-1776099171jpeg.jpg

Terumbu karang.*

wp-image-279732134jpeg.jpg

Selfie bersama istri.*

Peralatan snorkeling sendiri telah dipersiapkan oleh pihak agensi travel, satu paket dengan biaya perjalanan yang kami bayar sejak awal. Inilah salah satu kelebihan melakukan perjalanan menggunakan jasa agensi. Walau mungkin terkesan kurang “traveler banget”, disini wisatawan tak perlu lagi repot mempersiapkan kebutuhan utama selama di lokasi. Duduk manis, dan nikmati saja alur perjalanannya.***

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s